Saturday, January 10, 2015

Terinspirasi Orang Tua



Nama saya adalah Santoso Purnomo. Saya adalah seorang pengusaha yang bergerak dibidang home industry sepatu dan sandal. Saya yang mendesain sendiri model dari sepatu dan sandal tersebut dan memulai usaha ini sejak umur 25 tahun. Alasan saya mendirikan usaha ini adalah karena terinspirasi oleh orang tua saya. Ya, merekalah yang awalnya memulai usaha ini, dengan menggunakan dana sendiri terlebih dahulu. Karena menurut saya prospek bisnisnya bagus, saya bersedia meneruskan jejak orang tua saya. Dalam memulai suatu bisnis, hal yang perlu saya perhatikan adalah untung dan ruginya terlebih dahulu. Karena jika kita memikirkan hal tersebut, suatu saat nanti saya bisa bersiap diri menerima kegagalan.
Cara saya memasarkan usaha, dengan menawarkan dari toko ke toko. Kunci kesuksesan saya agar dapat bertahan hingga sekarang adalah :

  1. bekerja tidak mengenal waktu,
  2. belajar terus tidak mengenal batas,
  3. mempertahankan kualitas produk,
  4. bahan baku kuat,
  5. mutu terjamin dan terpercaya,
  6. saat ada permintaan barang, pengiriman saya lakukan dengan tepat waktu.
  7. harus berani mengambil resiko model yang dibuat apakah akan diterima atau tidak dalam pasaran.
Saat ini saya memiliki 15 orang karyawan, terdiri dari 6 orang di bagian kap sepatu, 4 orang penjahit, 2 orang di bagian gambar model di bahan, dan 3 orang di bagian finishing.  Sedangkan saya sendiri bagian desain dan pemasaran produk.
Saya memiliki hak paten produk dengan merk Daireno dan saya juga membuat produk berdasarkan hak paten pesanan toko.
Sehari dalam jam kerja normal, karyawan saya dapat membuat kurang lebih 60 pasang sepatu. Dan jika permintaan akan sepatu dan sandal melebihi dari yang dapat dikerjakan oleh karyawan saya, saya akan menerapkan sistem  kerja lembur.
Untuk harga jual sepatu berdasarkan atas harga bahan baku dan ongkos tenaga kerja baru kemudian saya menambah laba penjualan 35 – 40 persen. Mengenai transportasi yang digunakan untuk pengiriman barang, disesuaikan dengan jumlah pesanan.

Diceritakan kembali oleh

Megawati Santoso

No comments:

Post a Comment