Friday, November 22, 2013

Tidak Mudah Putus Asa dan Tidak Takut Gagal


BISNIS BAHAN KUE


Nama saya adalah Richard. Saya adalah pengusaha yang bergerak di bidang bahan-bahan kue. Saya memiliki toko dengan usaha yang menjual berbagai macam bahan-bahan untuk membuat kue. Selain bahan-bahan kue yang merupakan dagangan utama, saya juga menyediakan berbagai macam kebutuhan pangan lainnya seperti beras, minyak goreng, susu, dll. Hanya sebagai tambahan. Saya sudah 20 tahun menjalani usaha tersebut dan hasilnya cukup memuaskan karena sudah kembali modal dan mendapatkan profit sebanyak mungkin dalam setiap dangangan toko ini. Meskipun begitu, dibalik semua keberhasilan usaha ini tidak begitu mulus semata, tentu banyak sekali tantangan bagi saya dalam menjalankan usaha ini. Diantaranya adalah banyak juga pesaing yang memiliki usaha yang sama. Memiliki pesaing tentu saja merupakan hal yang bisa dilihat dari 2 segi yaitu positifnya, kita akan termotivasi dan berusaha untuk lebih baik daripada mereka yang bersaing dengan kita, contohnya seperti kita menambah barang-barang yang mungkin berkaitan dengan usaha toko kita lebih lengkap dari orang lain, menjual kepada pembeli dengan sopan dan rendah hati seolah-olah tanpa beban. Sehingga pembelipun akan kembali lagi ke toko kita suatu saat karena puas dengan pelayanan toko kita. Tantangan yang lainnya adalah menjaga konsistensi modal yang tersedia, jadi maksudnya kita harus dapat mempertimbangkan mana yang menjadi prioritas dalam bidang usaha kita. Tidak perlu menggunakkan modal kita untuk membeli segala sesuatu yang sebenarnya tidak seberapa berpengaruh bagi usaha kita. Seperti memberikan fasilitas yang mewah atau yang memerlukan biaya operasional barang tersebut, memang bisa menunjang tapi itu tidak akan bertahan lama. Kemudian tantang yang lain adalah bagaimana cara kita berusaha menjaga konsistensi usaha kita didalam keadaan apapun, terkadang jika semua harga kebutuhan naik, otomatis semua akan mengikuti harga barang yang naik tersebut, sehingga mau tidak mau akan memaksa pengusaha untuk menaikkan harga dagangannya. Terkadang pembeli ada yang mengeluhkan jadi strategi saya adalah menaikkan harga seminimal mungkin sesuai dengan kemampuan pelanggan di toko saya, sehingga para pelanggan tidak akan pergi, karena biasanya sering terjadi kehilangan pelanggan karena harga yang kita jual atau suatu perusahaan menjual dengan harga yang tinggi.



Menurut saya sebagai pengusaha bahan kue, hal yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis tersebut tidak ada yang berbeda, sama saja dengan prinsip-prinsip yang ada dalam perekonomian atau bisnis. Asalkan memiliki keteguhan, tidak mudah putus asa dalam berusaha, jujur, tidak takut gagal karena dalam suatu usaha pasti akan ada atau pernah terjadi yang namanya kegagalan, mengapa demikian karena jika kita hidup sukses terus tanpa ada kegagalan, jika suatu saat kita mengalami kegagalan atau kejatuhan pasti akan terasa sakit sekali bahkan menyebabkan stress yang berlebihan dan yang utama adalah Berdoa sambil berusaha karena kita akan diberi kemudahan dan kelancaran dari Tuhan.

Diceritakan Kembali Oleh:

Samuel Gustaf


Ingin Menjadi Eksportir Hasil Bumi

UD MARIO


Nama saya Yulius. Saya memiliki usaha di Jl Tadulako Sulawesi Tengah. Bisnis saya bergerak di bidang jual beli hasil pertanian yaitu cengkeh, kopra, coklat, dan beras. Sejak pukul 08.00 WITA saya sudah membuka usaha saya dan baru tutup pada jam 20.00 WITA. Saya bekerja bersama isteri saya dan dibantu oleh 7 orang pegawai.

Sampai saat ini, respon penjual maupun pembeli barang-barang saya sangat positif. Hal itu nampak pada para penjual yang tetap setia menyuplai pada kami. Sebaliknya, pembeli pun puas karena percaya bahwa barang yang kami jual kepada mereka adalah barang yang berkualitas. Meskipun demikian, saya tetap siap menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis hasil bumi. Strategi yang saya gunakan adalah tetap menjaga kualitas barang yang dibeli maupun yang dijual serta harus mampu mengatur harga beli dan harga jual sesuai dengan kondisi pasar.

Harapan saya terkait bisnis saya saat ini adalah bagaimana bisa menjadi eksportir hasil bumi atau minimal dapat menjual barang-barang tersebut ke luar pulau terutama ke pulau Jawa. Dengan demikian, bisnis saya akan semakin berkembang.

Bagi siapa saja yang ingin terjun ke bisnis hasil bumi seperti saya, hendaknya selalu menjaga kualitas barang, menjaga hubungan baik dengan masyarakat terutama semua pihak yang terkait dengan usaha kita, dan selalu kreatif dalam mencari celah dalam persaingan pasar yang semakin ketat.


Diceritakan Kembali Oleh

ARDI


Sunday, November 17, 2013

Tak Ada yang Tertarik Mempelajari Keahlian Saya

TOKA REPARASI  "ANGGI DAN TASHA"


       Saya Tugiran, saya memiliki usaha yang bergerak di bidang tekstil. Saya adalah pemilik toko reparasi yang bernama Anggi dan Tasha yang berada di jalan ketintang. Usaha reparasi saya melayani reparasi tas, jeans, alas kaki dan jaket kulit. Saya sudah memulai bisnis saya selama 14 tahun sejak tahun 1999.
Hal-hal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis seperti bisnis saya adalah mesin jahit, peralatan menjahit seperti gunting dan cutter, perlengkapan menjahit seperti berbagai macam dan warna benang nillon, aksesoris seperti kancing dan zipper. Selain itu semua, hal yang paling dibutuhkan adalah ketelitian dalam melihat pola jahit, keahlian menjahit minimal 1 tahun, serta keinginan belajar yang besar untuk mengikuti mode yang terus berubah-ubah. Namun dalam perjalanan bisnis, saya terkadang menghadapi masalah-masalah. Salah satu masalah saya adalah kekurangan karyawan, saya menjalankan usaha saya tanpa seorang pun karyawan dan hal ini saya hadapi karena kurangnya minat tenaga kerja terhadap bidang tekstil walaupun saya berminat mengajarkan ilmu saya secara gratis bahkan saya pekerjakan langsung.
       Selain itu, kesulitan yang paling sering saya jumpai adalah mereparasi tekstil sesuai dengan model aslinya serta kuat, hal ini dikarenakan pola jahit yang tidak selalu sama. Kemudian, kesulitan lainnya adalah mengikuti keinginan pelanggan yang rewel yang kadang kurang jelas menyampaikan keinginannya dan menginginkan reparasi yang rumit. Selain itu, usaha reparasi adalah usaha yang membutuhkan waktu dan konsentrasi untuk menyelesaikan reparasi, sedangkan pelanggan tidak mau menunggu terlalu lama.


Diceritakan Kembali Oleh:


David Darmawan

Berlatih Sabar dan Kemampuan Berkomunikasi


“VIP Photograph”


Nama saya Vincent. Saya berumur 17 tahun dan bersekolah di salah satu SMA di Surabaya. Sudah setahun ini saya menekuni bisnis fotografi yang saya beri nama VIP Photograph. Pada awalnya saya terjun di bisnis fotografi karena hobi. Pertama, saya melihat teman-teman saya yang sudah lebih dulu menekuni bisnis fotografi. Dari hobi yang mereka lakukan, mereka bisa sekaligus mendapatkan uang. Hal itu membuat saya tertarik mengikuti jejak teman-teman saya untuk menjadikan hobi  sebagai bisnis yang menghasilkan. Selain itu, dengan menjadi pebisnis, saya akan belajar untuk mengembangkan softskill dan hardskill yang berguna bagi masa depan saya. Saya bisa menjadi lebih mandiri, tidak selalu tergantung dengan orang tua. Saya juga belajar untuk membangun relasi dengan orang lain di lingkungan kerja saya.
            Saat memulai berbisnis, saya memperlengkapi diri saya dengan beberapa hal yang menurut saya penting ketika terjun ke dunia bisnis. Pertama, mental. Seorang pebisnis harus memiliki mental yang kuat agar tidak mudah menyerah kala menghadapi masalah. Mental yang kuat juga diperlukan ketika hasil kerja saya dikritik oleh klien atau orang lain. Jika mental saya tidak kuat, mungkin saya akan mudah terbawa emosi lalu malah membenci klien. Padahal, kritik sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas saya sebagai fotografer. Kedua, modal. Modal yang diperlukan tidak harus besar. Dengan modal sedikitpun, bisnis bisa tetap berjalan asalkan memiliki tekad yang kuat. Saya sendiri juga memulai usaha dengan modal yang terbatas yang hanya cukup untuk membeli kamera SLR. Akan tetapi, saya bergabung dengan teman-teman saya yang punya usaha event organizer sehingga saya bisa menyediakan paket foto yang lengkap (misal: foto +make up, kostum,dsb).
            Menjalani bisnis ini tak selalu tanpa hambatan. Hambatan paling sering saya alami saat menghadapi klien. Klien saya yang sebagian besar adalah wanita, seringkali mengkritik dan memprotes hasil jepretan saya saat sesi foto selesai. Akhirnya, mereka meminta agar sesi foto diulang kembali. Banyak klien juga datang terlambat, sehingga sesi foto menjadi molor. Padahal saya harus bisa mengatur waktu dengan klien yang lain juga dengan sekolah saya sendiri. Tantangan yang saya alami ini membuat saya berlatih untuk sabar dan belajar untuk berkomunikasi/ berhadapan dengan orang  lain lebih baik lagi.
            Bisnis saya yang masih baru ini tentu juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah saya punya networking yang bagus. Saya punya banyak kenalan teman-teman event organizer (EO)  sehingga ketika  ada klien mereka yang membutuhkan jasa foto, teman-teman EO akan menghubungi saya. Networking ini juga membantu saya untuk menyediakan paket foto yang lengkap. Kekurangan dari bisnis saya adalah banyaknya pesaing fotografer yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan saya sehingga saya harus banyak berlatih dan belajar lebih dalam tentang fotografi agar skill saya semakin terasah.

            Harapan saya, kelak bisnis saya akan berkembang  dan bisa mempunyai studio foto sendiri. Saya juga berharap agar klien semakin puas akan hasil jepretan saya.


Diceritakan Kembali Oleh:

Angeline Priscilla



Saturday, November 16, 2013

Membuat Pelanggan Tetap Kembali


TOKO SINAR JAYA


Nama saya, Mateus Nelson Djie. Saya adalah pebisnis yang bergerak di bidang penjualan komputer dan servis komputer. Bisnis ini cukup menguntungkan dan berjalan dengan baik selama 7 tahun terakhir karena semakin hari semakin banyak orang yang menggunakan komputer seperti mahasiswa dan berbagai instansi perkantoran. Hal utama yang harus dimiliki oleh pebisnis dalam usaha ini adalah keahlian dan pengetahuan mengenai komputer(alat-alatnya,jenis komputer,fungsi dari bagian-bagian komputer itu sendiri,serta cara membuka bagian dalam komputer untuk diperbaiki),menyediakan kebutuhan komputer dengan lengkap, mengikuti perkembangan tentang komputerisasi, harus rajin dan pintar membagi waktu karena selain menyediakan layanan servis komputer, juga terdapat  usaha penjualan komputer(Toko Sinar Jaya)yang harus dibuka setiap harinya. Namun masalah atau tantangan yang sering dihadapi dalam bisnis ini yakni ketika tidak tersedia spare part yang cocok yang akan dipasang pada komputer yang sedang diservis atau ketika costumer ingin membeli spare part tertentu.
Dalam hal penjualan, masalah yang dihadapi adalah jarak antara supplier atau kantor servis center dan tempat usaha yang saya jalankan sangat jauh(Atambua, Nusa Tenggara Timur-Surabaya, Jawa Timur) sehingga ketika memberikan garansi terhadap komputer dan komputer tersebut rusak harus dilakukan pengiriman kembali ke Surabaya. Hal ini bisa memakan waktu hingga 1 bulan sampai komputer tersebut dapat diperoleh kembali oleh pelanggan, ini menimbulkan complain dari costumer yang menganggap pelayanan yang dilakukan sangat lama.

Dan agar usaha ini dapat berjalan dengan lancar cara yang dilakukan adalah janganlah mengecewakan konsumen dengan cara memberikan pelayanan sebaik-baiknya, jujur ketika melakukan servis(terbuka terhadap masalah apa yang terjadi pada komputer) , reparasi yang dilakukan haruslah memuaskan pelanggan dengan harga yang tidak terlalu mahal. Penjualan komputer pun perlu diperhatikan kualitas dari komputer itu sendiri dan alat-alatnya, janganlah yang terlihat murah dan cepat rusak tetapi yang memiliki standar tertentu dan tidak cepat rusak sehingga membuat pelanggan senang dan kembali ke toko kita. 

Diceritakan Kembali Oleh:

Serlina Lau



Thursday, November 14, 2013

Menambah Layanan Tanpa Menambah Ongkos

MOULIN’S BATIK


          Saya sudah cukup lama membuka sebuah stan di Pasar Atom hingga saat ini. Stan yang saya miliki ini saya beri nama MOULIN’S, sesuai dengan nama saya sendiri. Pada mulanya, stan yang saya miliki ini menjual beraneka jenis pakaian di Pasar Atom yang lama. Baru pada tahun 2007, saya memindahkan stan saya ke Pasar Atom Mall.
          Pada tahun 2009, saya memutuskan untuk mengubah nama stan saya menjadi MOULIN’S BATIK yang hanya menjual baju-baju batik saja. Hal tersebut saya lakukan karena rasa cinta saya terhadap budaya Indonesia. Selain itu, saya juga melihat bahwa belum ada butik yang khusus menjual baju-baju batik. Sehingga, saya rasa akan lebih menguntungkan jika saya menjual batik daripada menjual baju-baju impor yang sudah banyak pesaingnya.
          Di sini saya menyediakan berbagai macam jenis batik. Ada batik yang berasal dari Pekalongan, Solo, Sidoarjo, Cirebon, Madura, dan berbagai daerah lainnya. Setelah itu, batik-batik tersebut saya design sendiri menjadi baju batik dengan bermacam-macam model. Hingga saat ini, saya sudah mendesign kurang lebih 250 macam model baju batik. Untuk pelanggan dari Surabaya biasanya lebih suka warna-warna yang berani, sedangkan untuk pelanggan dari Jakarta biasanya suka warna-warna yang lebih soft.

          Selain membeli baju batik yang saya design sendiri, biasanya juga ada pelanggan yang ingin mendesign sendiri baju batiknya untuk dijadikan dress batik. Tidak hanya model baju batik saja yang saya perhatikan, tetapi pelayanan terhadap pelanggan menurut saya juga sangat penting. Selain itu, saya juga menyediakan jasa permak batik tanpa memungut biaya. Hal tersebut juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk tahun-tahun ke depan saya masih ingin fokus dalam menjual batik.


Diceritakan Kembali Oleh:


Gabby Markus

Pentingnya Memperluas Jaringan Pemasaran



RUMAH ROTI



Saya seorang pengusaha “Rumah Roti”  yang berlokasi di Makassar. Usaha ini telah berjalan sekitar 5 tahun. Awalnya saya mendirikan usaha ini dengan modal pas-pasan, pada akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka usaha ini dengan niat ingin sukses dan tidak mudah menyerah dengan tujuan memiliki usaha yang lebih maju ke depannya. Kendala yang saya hadapi yaitu jika roti yang di produksi tidak laku terjual di pasaran. Untuk mengatasi hal tersebut, saya memperluas jaringan penjualan lebih banyak lagi ke berbagai lokasi.
Yang harus dimiliki oleh seseorang untuk masuk dalam bisnis ini yaitu modal yang cukup, tempat yang strategis untuk memproduksi dan menjual roti-roti. Upaya yang saya lakukan dalam mengembangkan bisnis dan bertahan dari pesaing yaitu harus menjaga kepercayaan orang yang membeli kepada kita dengan tidak mengurangi harga barang dagangan yang kita jual dan meningkatkan kualitas dari produk tersebut. Saat ini respon dari konsumen sangat baik dan belum ada yg komplain karena saya sangat menjaga kualitas produk yang saya jualkan. Saat ini saya sendiri yang mengelola usaha dengan di bantu oleh sejumlah karyawan. 
Roti yang saya produksi ada beberapa macam seperti roti tawar, roti coklat, roti selai, roti isi sosis, roti daging dan sebagainya. Yang paling digemari oleh konsumen yaitu roti tawar dan roti coklat. Hal itu terbukti dari banyaknya permintaan konsumen terhadap roti tersebut. Setelah roti dikemas dan siap di jual, biasanya di distribusikan ke toko-toko, warung kecil, kantin sekolahan dan di jual keliling dengan sepeda motor oleh beberapa karyawan saya. Berbagai macam harga roti yang saya sediakan tergantung dari jenis/ isi/ bentuknya
Biasanya kami menjual dengan harga Rp 4.000 – Rp 25.000 . Omset perhari yang saya dapatkan bisa mencapai Rp 1.500.000 . Selanjutnya rencana saya ke depan adalah saya ingin terus meningkatkan usaha ini baik dalam segi kualiatas maupun kuantitas.

Diceritakan Kembali Oleh:

Yunike Tresna



Hubungan Baik dengan Pemasok

      

 Nama saya  Lely Sumaraw. Saya adalah seorang pemilik warung makan, yang berlokasi di kota Manado. Hal-hal yang diperlukan untuk memulai bisnis ini adalah pertama kita harus memiliki modal baik dalam bentuk materi maupun mental (berani) juga kita memerlukan lokasi dan peralatan, setelah itu melakukan promosi dan mencari banyak relasi. 
       Kendala yang dihadapi sering kali kehabisan bahan pokok di pasar dan juga makanan yang tak laku terjual. Untuk menghadapi kendala seperti ini saya pergi menjalin relasi degan pemasok dan bekerja sama degan mereka sehingga biaya lebih murah dan bahan kebutuhan bahan pokok untuk masakan dapat terpenuhi sedangkan untuk makanan mencegah makanan yang tidak laku biasanya saya ketika pelanggan memesan baru dibuatkan sesuai dengan pesanan.


Diceritakan Kembali Oleh:

Anggita Mus

Pentingnya Promosi

MY CUPCAKE


Nama saya adalah Theresia, saya adalah pemilik usaha my cupcake. Mengapa saya memilih usaha cupcakes?  Saya memulai usaha ini hanya iseng saja, awalnya hanya sekedar hobby membuat kue. Lalu saya pernah melihat sebuah tayangan di televisi tentang cupcakes, saya berfikir bahwa cupcakes mempunyai peluang yang besar. Lalu saya mencoba membuat dan memasarkannya , dan ternyata respon dari konsumen cukup membuat saya berani terjun ke dunia bisnis.
Kini saya telah mempunyai toko di beberapa tempat , seperti di JL.Cokroaminoto Surabaya, di Royal plaza , JL.nginden Surabaya, dll. Yang saya tawarkan kepada konsumen bukan hanya cupcakes melainkan ada berbagai tart yang bisa di desain oleh konsumen. Saya bisa melayani konsumen yang meminta dengan gambar atau fotonya sendiri.
Kendala saya dalam menjalankan usaha ini adalah persaingan pasar, karena tidak sedikit toko cake di Surabaya, sehingga itu membuat saya berpikir keras untuk membuat ciri khas di cupcakes saya semisal seperti saya menerima berbagai bentuk dan ukuran cupcakes, biasanya yang ering diminta oelh konsumen adalah foto mereka dan karakter kartun.  Selain itu strategi yang saya gunakan adalah dengan menawarkan paket cupcakes, pelayanan yang nyaman, dan mendesain toko seindah mungkin sehingga orang tertarik untuk datang. Selain itu saya juga memasrkan via online, seperti blog dan Blacberry Messanger (BBM).    
Untuk memasuki dunia bisnis itu susah-susah gampang , karena dibutuhkan jiwa yang kerja keras, dan tidak mudah putus asa. Karena dalam membangun bisnis itu tidak mudah, kita harus menilai kondisi pasar lingkungan kita , menilai selera konsumen, dan jangan takut akan kegagalan. Contohnya seperti saya, saya tidak langsung bisa mendirikan usaha ini, dulu saya hanya memasarkan dari mulut ke mulut , lalu banyak kritik mengenai cita rasa yang saya berikan, tapi kritik itu membuat saya terus belajar dan mengolah resep cupcakes saya agar menjadi lebih enak dan berkualitas. Dan akhirnya kini saya bisa memasrkannya dengan mudah dan banyak yang menyukai cupcakes saya. Dan omset yang saya terima juga cukup memuaskan.


Diceritakan Kembali Oleh:

Yuliana Ayu Wulansari


Wednesday, November 13, 2013

Ketika Banyak yang Tidak Laku


MARTABAK MIE


Saya adalah Dessy. Umur saya 37 tahun. Saya membuka usaha martabak mie. Awal saya membuka usaha dari sebelum puasa tahun ini sampai saat ini. Usaha yang saya dirikan masih baru, tetapi banyak peminat untuk membeli martabak mie ini. Saya tidak hanya menjual martabak mie, disamping itu saya menjual es, yaitu es blewah dan es cao. 
        Saya membuka usaha ini karena saya lihat banyak konsumen yang menyukai martabak mie ini, sehingga saya berpikir memulai usaha membuka martabak mie. Tantangan yang saya hadapi dalam usaha ini adalah banyaknya penjual makanan dan minuman di sekitar tempat saya berjualan seperti penjual nasi goreng, mie goreng, bakso, es tebu, es campur. Selain itu, saya harus berupaya agar martabak mie ini laku habis terjual. Kalau tidak laku, saya harus membuang semua bahan dari martabak mie ini. Jika ada sisa yang sangat banyak saya bagi-bagikan kepada penjual-penjual yang ada di sekitar tempat saya jualan ini sehingga saya tidak perlu membuang semua bahan sisa penjualan martabak. Tantangan lain yang saya hadapi adalah tidak bisa menaikkan harga jual meski hampir semua bahan pokok melonjak naik. Sebab, jika harga martabak mie saya naikan, hampir sudah dapat dipastikan bahwa permintaan akan turun secara drastis. 
      Ciri khas martabak mie saya dibanding dengan martabak mie lainnya adalah saya memberikan isi seperti isi martabak mie biasa lalu saya tambahkan dengan jeroan ayam. Saya juga membantu suami saya yang berprofesi tukang becak untuk membantu mencari nafkah karena kebutuhan sehari-hari saat ini sangat mahal dan penghasilan dari suami saya itu hanya mencukupi untuk membayar sekolah anak saya yang masih SD. Sehari saya berjualan menghasilkan Rp. 100.000,00. Itu pun kalau semuanya laku dan habis semuanya. Banyaknya persaingan tidak membuatku putus asa, tetapi malah membuat semangat bertambah sehingga saya bisa mengkoreksi apa yang menjadi daya tarik konsumen agar tetap membeli matabak mie saya ini. Saya pernah megalami kerugian yang cukup besar sehingga saya sempat menutup usaha martabak ini. Setelah saya berpikir buat apa saya menyerah seperti ini, saya berpikir ulang untuk tetap melanjutkan usaha martabak ini dengan semangat tidak mudah menyerah.


Diceritakan Kembali Oleh:

Alberta

Ketika Harga Daging Melonjak Tinggi


Saya Mat, saya memiliki usaha yang bergerak di bidang kuliner. Saya adalah penjual sate sekaligus pemilik warung sate tak bernama di daerah villa bukit mas dekat golden city mall. Saya sudah berjualan sate selama 13 tahun sejak tahun 2000. 
        Berbekal keahlian membuat sate yang saya dapatkan secara turun-temurun, saya menjalankan usaha saya dengan mempertahankan cara tradisional dalam membuat sate. Hal-hal yang diperlukan untuk memiliki bisnis seperti saya adalah tempat berjualan yang tetap, gerobak, peralatan membakar sate seperti pemanggang dan kipas, perlengkapan seperti tusuk sate dan arang kelapa yang bersih, peralatan makan seperti sendok-garpu dan piring, daging ayam dan daging kambing segar, serta bumbu-bumbu. 
Saya menjalankan usaha saya tanpa seorang pun karyawan. Saya hanya berjualan sate bersama keluarga saya, seorang istri dan dua orang anak laki-laki. Saya memutuskan untuk tidak memakai karyawan karena tuntutan gaji karyawan yang tinggi dan kemampuan memasak yang belum jelas. Dengan mempertahankan resep dan memberikan harga yang terjangkau saya menjalankan bisnis saya. 
       Namun seringkali terdapat kesulitan-kesulitan yang saya hadapi dalam bisnis saya. Salah satu masalah saya adalah tempat berjualan yang kurang luas. Hal ini membuat saya terkadang kesulitan dalam melayani banyak pelanggan yang berdatangan. Selain itu, saya seringkali mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan pelanggan yang rewel. Ada yang memesan sate setengah matang, meminta banyak bumbu, atau meminta sate agar tidak gosong. Namun hal yang paling mempengaruhi bisnis saya adalah harga daging yang terkadang melonjak tinggi. Saya mencaba mengatasi kesulitan itu dengan mengurangi porsi daging pada sate, menaikkan harga, atau bahkan keduanya. Akan tetapi cara saya tersebut tetap berakibat pada angka penjualan saya menurun.


Diceritakan Kembali Oleh:

David Darmawan


Survive dengan Menjaga Kepercayaan Pelanggan


Toko Bangunan "DUTA KARYA"



Nama saya Yuwono, saya adalah pemilik usaha yang bergerak di bidang penjualan bahan bangunan. Saya adalah pemilik usaha toko bangunan yang juga turun tangan dalam melayani pembeli meski memiliki 2 orang karyawan. Saya sudah berdagang material bangunan selama 14 Tahun. Dari hasil berdagang bahan bangunan tersebut, saya dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, membesarkan anak, hingga menyekolahkan anak hingga lulus kuliah. Usaha toko bangunan “Duta Karya” ini merupakan warisan dari ayah saya. Berbekal pengetahuan dan pengalaman selama berjualan dengan ayah, saya berusaha mengembangkan toko ini menjadi lebih maju, lengkap, dan sukses. Untuk membuka usaha toko bangunan ini tidaklah mudah, karena dibutuhkan modal yang cukup besar, karena kita tahu bahwa harga bahan bangunan cukup mahal. Mengenal distributor-distributor atau supplier yang dapat memberikan stok barang dengan harga yang murah. Lalu yang penting juga, selalu berdoa, berusaha, dan berani mengambil resiko. Hambatan-hambatan yang saya alami pada umumnya adalah karena banyaknya pesaing yang bermain di bidang yang sama disekitarnya, berbeda dengan kondisi di awal tahun 2000-an, saya merupakan satu-satunya pemilik usaha bahan bangunan disini. Namun untuk bertahan, saya tetap menjaga kepercayaan pelanggan, kualitas, dan pelayanan yang baik.



Diceritakan Kembali oleh:

Andy Ardianto

Tuesday, November 12, 2013

Dengan Doa dan Kerja Keras serta Kejujuran


Triple Seven Electronic

Nama saya Sonny Dwi Setiawan, saya biasa dipanggil Sonny. Diusia yang tidak lagi muda ini, saya memiliki bisnis sendiri. Saya bersama istri merintis bisnis kami masing-masing. Jadi, dapat dikatakan bahwa kami ini keluarga wirausahawan. Namun, hal tersebut memanglah benar karena orang tua serta kakak-adik saya pun juga para wirausahawan sehingga mungkin saya memiliki darah wirausahawan dari papi dan mami saya.
Awal mula saya menjadi wirausahawan ini sebenarnya hanya kebetulan saja. Dulu saya bekerja untuk sebuah perusahaan sebagai sales marketing tetapi karena satu dua hal yang bukan menjadi kesalahan saya, saya diberhentikan dari pekerjaan tersebut. Tidak lama setelah itu, saya bertemu dengan seorang pelanggan yang dulunya sering mengambil barang di perusahaan tempat saya bekerja. Melalui percakapan singkat waktu itu, beliau memberikan tawaran kepada saya untuk menjualkan barang-barang miliknya senilai 10.000.000 rupiah. Awalnya saya agak ragu karena saya tidak punya modal apa-apa, sepeda motor pun saya pinjam. Beliau terus mendesak saya untuk membeli sepeda motor pribadi sehingga pada akhirnya saya pun memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dan membeli sepeda motor dengan mengangsur sampai beberapa tahun. Tiga bulan kemudian, ternyata saya mengalami kelancaran dalam bisnis tersebut sehingga bos sementara saya menambah barang-barangnya lagi dengan jumlah yang lebih besar untuk saya jualkan. Tidak lama dari waktu itu, saya berpikir sebaiknya saya berhenti bekerja untuk beliau dan memulai usaha sendiri dengan modal yang sudah saya miliki selama saya bekerja untuk beliau. Jadi, sebenarnya dari situlah awal mula saya merintis bisnis yang saya jalankan saat ini.
Saat ini saya memiliki bisnis elektronik, namanya Triple Seven Electronic. Bisnis saya ini sudah berjalan kurang lebih tiga setengah tahun. Mungkin bagi sebagian orang, bisnis saya ini belum terlalu besar atau masih junior tetapi saya sangat menikmati untuk menjalankannya. Saya memiliki lebih banyak pengalaman dalam bidang elektronik sehingga saya berpikir ini usaha yang cocok untuk saya jalankan sendiri. Dengan bermodalkan doa, kerja keras, keyakinan serta modal yang pada awalnya tidak terlalu besar, syukur usaha saya masih tetap berjalan dengan lancar. Apabila ditanyai mengenai tantangan, saya rasa semua usaha pasti memiliki tantangannya masing-masing. Tantangan bagi bisnis saya sendiri yang pasti adalah banyak kompetitor lain kemudian juga masalah harga yang sensitif lalu perlu kendaraan untuk mengangkut barang-barang. Sejauh ini, saya mampu melalui tantangan-tantangan tersebut. Usaha yang saya lakukan salah satunya adalah dengan mempekerjakan seorang sopir untuk membantu saya mengantarkan barang-barang kepada pelanggan. Kemudian saya juga harus menyediakan semua jenis barang karena toko-toko yang memasok barang dari tempat saya butuh banyak jenis barang, bahkan ratusan macam. Jenis barangnya seperti senter, baterai-baterai, lampu-lampu emergency, remote control dan masih banyak lagi. Saya menerima pembelian secara grosir maupun retail. Lokasi Triple Seven Electronic ini ada di Jl. Karang Asem 4/19 dekat Kenjeran, Surabaya.

Keuntungan bersih yang saya peroleh dari bisnis ini minimal 10.000.000 rupiah per bulan. Bila ramai pelanggan biasanya bisa lebih dari itu, karena dari satu toko saja, toko x saya dapat memperoleh keuntungan 6.000.000 rupiah dalam satu hari. Selain itu, cara kerja bisnis ini juga tidak terlalu sulit hanya menunggu telepon/sms/bbm saja baru saya kirim, saya tidak perlu keliling untuk menjajakan lagi seperti dulu saya bekerja untuk bos saya. Saya merasa dibantu sekali dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang. Rencana ke depan, saya ingin membuka cabang, membeli ruko baru karena tempat yang sekarang sudah tidak muat untuk menampung banyaknya barang. Saya juga berencana membeli mobil yang agak besar sehingga dapat menampung lebih banyak barang. Bisnis apapun jika ditekuni dengan doa dan usaha yang keras serta cara kerja yang bersih (tidak curang) tentu akan membuahkan hasil yang maksimal.


Diceritakan Kembali Oleh:

Debora O.S.

Berani Rugi demi Menjaga Kepuasan Konsumen

LAUVE BROWNIES



Nama saya Michelle Claudia. Saat ini saya berumur 17 tahun dan duduk di bangku kelas 3  salah satu SMA swasta di Surabaya. Saya memiliki bisnis di bidang pembuatan kue, khususnya brownies panggang. Saya sudah menekuni bisnis ini sejak 2 tahun yang lalu. Pada awalnya, saya memulai bisnis ini karena hobi membuat kue dan kebetulan kue favorit saya adalah brownies. Jadi, saya memutuskan tak ada salahnya untuk mencoba membuat brownies sendiri dan menjualnya ke orang lain. Awalnya, konsumen saya adalah orang-orang terdekat, seperti keluarga besar dan teman-teman. Sambutan mereka ternyata sangat positif. Hal itu membuat saya semakin bersemangat menjalankan hobi sekaligus bisnis yang menghasilkan ini.
            Saya melakukan promosi melalui pesan singkat yang saya kirim berantai ke orang-orang yang saya kenal serta memasang foto-foto brownies buatan saya lewat media sosial. Bahkan kadang-kadang saya melakukan chatting satu persatu dengan mereka. Hasilnya cukup memuaskan. Dari promosi yang saya lakukan, sudah banyak orang yang tahu tentang Lauve Brownies dan melakukan pesanan. Setelah itu, banyak dari customer saya akhirnya menyebarkan info tentang bisnis saya ke orang-orang lain yang mereka kenal.
            Ketika memulai berbisnis, pasti ada saja masalah yang pernah saya hadapi. Karena bisnis saya masih kecil , saya belum punya karyawan tetap. Saya hanya dibantu oleh ibu saya dan asisten rumah tangga. Suatu kali, saya pernah jatuh sakit padahal saya harus membuat banyak pesanan brownies. Karena dikerjakan dengan kondisi badan yang tidak fit, hasil kuenya pun tidak sempurna. Untung saja saat itu ibu saya segera membantu menyelesaikan pesanan kue. Hasil kue yang jelek terpaksa dibuang demi menjaga kepuasan konsumen. Akan tetapi, hal itu tentu saja sudah merugikan saya sebagai pemilik usaha.
            Namun, tantangan dari berbisnis tidak membuat saya mudah menyerah begitu saja. Dari awal saya sudah memperlengkapi diri saya dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk berbisnis. Menurut saya, untuk memulai berbisnis, pertama kita harus memahami dengan benar bidang yang akan ditekuni. Seperti yang saya lakukan, sebelum memulai bisnis ini, saya mencoba beberapa resep dan melakukan trial and error untuk menghasilkan brownies dengan rasa terbaik. Jadi, keahlian/skill itu sangat penting untuk menjaga kepuasan konsumen. Kedua, untuk memulai berbisnis, kita harus punya niat dan tekad yang kuat agar pekerjaan yang dilakukan bisa maksimal. Niat dan tekad ini sangat diperlukan agar kita tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan dan risiko. Ketiga, kita harus mempunyai kemampuan pembukuan yang baik agar dapat mengetahui dengan jelas berapa jumlah pemasukan dan pengeluaran. Agar jangan sampai pengeluaran kita lebih besar daripada pemasukan yang diperoleh. Selain itu, kemampuan hitung-menghitung ini juga bagus dikuasai agar tidak mudah ditipu orang.
            Bisnis yang saya tekuni ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut saya, kelebihan dari brownies saya terletak pada rasanya karena saya menggunakan bahan-bahan yang berkualitas. Bagi saya kualitas dan kepuasan konsumen adalah yang utama. Harga tak jadi masalah asalkan tetap rasional dan sebanding dengan kepuasan yang diperoleh konsumen. Banyak customer saya mengatakan bahwa rasa brownies saya berbeda dan lebih enak dari brownies yang dijual orang lain. Selain itu, saya bisa membuatkan packaging khusus bila ada konsumen yang ingin memberikan brownies sebagai hadiah untuk orang lain. Kekurangan dari bisnis saya adalah masih kurangnya tenaga kerja dan peralatan yang saya miliki sehingga saya belum mampu membuat pesanan dalam jumlah besar. Selain itu, untuk packaging, saya masih menggunakan box yang biasa dijual di pasaran sehingga kemasan masih kurang menarik.

            Saya berharap, bisnis saya boleh tetap berjalan dengan baik dan bisa belajar dari semua tantangan dan masalah yang saya hadapi. Harapan saya, konsumen boleh tetap loyal dan puas dengan Lauve Brownies.


Diceritakan Kembali Oleh:

Angeline Priscilla

Menaikan Suhu Tubuh Ikan

      

       BERBISNIS IKAN KOI

        Nama saya Wiyono Sutanto. Saya memiliki usaha peternakan ikan koi di kota Kediri. Menurut saya, banyak yang harus dimiliki untuk menjadi peternak ikan koi, diantaranya harus mempunyai kolam, air bersih, pakan ikan yang cukup juga alat untuk membersihkan kolam (paralon), pompa dan saluran untuk melakukan sirkulasi pada air kotor, sapu untuk membersihkan endapan, alat pompa oksigen Hi-Blow untuk banyak kolam yang merupakan supply oksigen untuk ikan, jaring ikan untuk mengambil ikan, juga Tandon untuk mengendapkan kaporit terlebih dulu sebelum air disalurkan ke kolam untuk menjaga kebersihan air. 
    
       Yang juga harus diperhatikan adalah pengetahuan akan sifat ikan dan penanganannya karena ikan juga makhluk hidup. Ikan yang sakit harus diberi obat dengan dosis yang pas. Masalah yang sering saya hadapi adalah pasokan air yang kurang bersih dan cuaca dingin. Untuk menangani cuaca dingin memang agak repot karena ikan harus diberi temperatur air yang pas, untuk mengatasinya air direndahkan supaya ikan bergerak terus agar menaikkan temperatur tubuh ikan atau air diberi garam tak beryodium.


     Diceritakan kembali oleh:

     Daniel Roeskamto


Monday, November 11, 2013

Memberi Pelayanan Terbaik

SHOPA ROOM (Butik)



            Nama saya Meylin Megi,pemilik butik Shopa Room di PTC lantai C9-46 Surabaya.Usaha butik ini baru berdiri 1 tahun.Awalnya saya usaha online shop.Saya beli dari orang dan saya jual lagi.Karena laku saya mencoba untuk mengambil sendiri dari Bangkok dan mencoba sistem PO(Pre Order).Karna semakin banyak yang beli akhirnya saya mencoba untuk membuka butik.

            Untuk membuka usaha ini saya membutuhkan modal, mencari tempat yang strategis,dan ketrampilan berbisnis.Hambatan dalam bisnis ini adalah banyak saingan.Untuk mengatasi hambatan yang ada,hal yang saya lakukan adalahmencari baju baju yang lagi nge-trend,memberikan promosi,dan memberikan pelayanan sebaik mungkin.

Diceritakan kembali oleh:

Cheline Elisabeth