Saya Mat, saya memiliki
usaha yang bergerak di bidang kuliner. Saya adalah penjual sate sekaligus
pemilik warung sate tak bernama di daerah villa bukit mas dekat golden city
mall. Saya sudah berjualan sate selama 13 tahun sejak tahun 2000.
Berbekal
keahlian membuat sate yang saya dapatkan secara turun-temurun, saya menjalankan
usaha saya dengan mempertahankan cara tradisional dalam membuat sate. Hal-hal
yang diperlukan untuk memiliki bisnis seperti saya adalah tempat berjualan yang
tetap, gerobak, peralatan membakar sate seperti pemanggang dan kipas,
perlengkapan seperti tusuk sate dan arang kelapa yang bersih, peralatan makan
seperti sendok-garpu dan piring, daging ayam dan daging kambing segar, serta
bumbu-bumbu.
Saya menjalankan usaha saya tanpa seorang pun karyawan. Saya hanya
berjualan sate bersama keluarga saya, seorang istri dan dua orang anak
laki-laki. Saya memutuskan untuk tidak memakai karyawan karena tuntutan gaji
karyawan yang tinggi dan kemampuan memasak yang belum jelas. Dengan
mempertahankan resep dan memberikan harga yang terjangkau saya menjalankan
bisnis saya.
Namun seringkali terdapat kesulitan-kesulitan yang saya hadapi dalam
bisnis saya. Salah satu masalah saya adalah tempat berjualan yang kurang luas. Hal ini membuat saya terkadang kesulitan dalam melayani banyak pelanggan yang
berdatangan. Selain itu, saya seringkali mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan
pelanggan yang rewel. Ada yang memesan sate setengah matang,
meminta banyak bumbu, atau meminta sate agar tidak gosong. Namun hal yang
paling mempengaruhi bisnis saya adalah harga daging yang terkadang melonjak
tinggi. Saya mencaba mengatasi kesulitan itu dengan mengurangi porsi daging pada sate, menaikkan
harga, atau bahkan keduanya. Akan tetapi cara saya tersebut tetap berakibat pada angka penjualan saya menurun.
Diceritakan Kembali Oleh:
David Darmawan
No comments:
Post a Comment