Saturday, May 16, 2015

Memecat Karyawan: Tidak Berperikemanusiaan?



UD FISA JAYA
Nama saya Zainul Arifin. Saya memiliki usaha berbentuk UD dan bergerak di bidang pertanian khususnya beras di Gresik. Perusahaan ini sudah berjalan hampir 7 tahunan. Dalam hal ini perusahaan kami bertindak sebagai distributor atau penyalur barang antara petani dengan instansi lain, baik itu BUMN maupun swasta. Barang yang saya kirim yaitu beras dan dedak. Beras paling sering dikirim di gudang bulog milik pemerintah, namun disini sifatnya adalah seleksi. Jadi apabila beras tersebut tidak sesuai dengan standard yang sudah dibuat oleh bulog, maka beras akan diretur kepada pemilik. Yang kedua saya juga mengirim dedak. Dedak adalah hasil olahan dari padi. Selain beras, proses produksi juga menghasilkan dedak. Dedak itulah yang biasa orang desa digunakan untuk memberikan makan ayam ataupun bebek. Produk dedak itu saya kirimkan kepada PT Phokpand, yang nantinya oleh PT Phokpand dedak itu akan diolah menjadi beberapa produk misalnya produk pakan ternak. Dalam pengiriman perusahaan saya bekerjasama dengan para kontraktor
            Struktur perusahaan saya terbilang sangat sederhana. Terdiri dari saya sebagai pemilik, anak saya sebagai admin, 1 orang mandor operasional untuk mengawasi proses produksi, 3 orang sopir yang mempunyai kendali atas masing-masing truk karena sudah 3 truk saat ini yang saya punya. Dan terakhir adalah buruh atau kuli berjumlah 8 orang. Kuli ini yang bertugas untuk memproduksi dan melakukan bongkar muat atas barang.
Sistem gaji yang diberlakukan terhadap karyawan berbeda-beda tergantung pada posisi jabatannya.  Admin dan mandor digaji perbulan 2.7 jt. Sedangkan untuk kuli dihitung pervariabel. Bongkar muat Rp 7000 per 1 ton, sedangkan untuk produksi beras diongkosi Rp 25.000 per ton. Lalu yang terakhir untuk sopir saya memberikan gaji juga berdasarkan borongan. Jadi apabila ada job kiriman, satu orang sopir diberikan gaji sebesar Rp 200.000 tidak termasuk ongkos transport bensin dan sudah termasuk uang makan. Biasanya jarak pengiriman hanya sekitar surabaya-Lamongan, atau Surabaya-Mojokerto.
Dalam menentukan jumlah karyawan saya sudah mempertimbangkan berdasarkan kapasitas mesin dan modal yang dimiliki, Serta gudang tempat operasionalnya. Jadi, saya tidak ngawur dalam menentukan jumlah karyawan. Saya merekrut orang orang yang bisa dipercaya, jujur dan tidak mementingkan kepentingan pribadi. Untuk itu saya lebih memilih karyawan yang berasal dari keluarga dekat seperti posisi admin dipegang adik ipar saya. Meski saudara, dia memang memenuhi syarat karena sudah mengerti sekali mengenai beras dan kualitas produksi. Selanjutnya untuk kuli saya memperkerjakan orang-orang yang berbadan besar dan giat. Apabila ada sedikit saja kuli yang bermalas-malasan maka saya akan memberikan peringatan. dari bermalas malasan, Jika tidak mau berubah, maka saya langsung mengeluarkannya. Kemudian yang terakhir dalam memilih sopir saya melihat atas dasar pengalaman mereka menjadi sopir.
Tidak ada pelatihan ataupun pengembangan yang saya adakan terhadap para karyawan, hanya saja saya seringkali atau mungkin 7 bulan sekali mengadakan gathering dan jalan jalan ke tempat wisata untuk sekedar menambah keakraban terhadap karyawan. Kinerja mereka saya nilai berdasarkan kualitas pekerjaan mereka.. Penyebab kinerja mereka buruk antara lain disebabkan kuli tidak teliti dalam bekerja, atau mungkin juga karena mandor yang kurang melakukan seleksi terhadap pemasok yang mengakibatkan  kualitas produk menjadi buruk.
Di dalam usaha yang saya geluti ini ada banyak tantangan atau permasalahan, termasuk permasalahan mengenai SDM. Antara lain:
  1. Penetapan gaji borongan (per variabel) menyebabkan kuli bekerja terburu-terburu
Kuli seringkali ingin cepat selesai dan mendapatkan gaji sebanyak banyaknya tapi berakibat pada kualitas pekerjaan yang tidak maksimal.     
  1. Memberhentikan karyawan
Seringkali terdapat karyawan yang kerjanya malas, namun sangat sulit ketika kita ingin memberhentikannya dalam suatu pekerjaannya. Apalagi kalau kita sudah benar benar dekat dengan karyawan tersebut. selain itu dipandang karyawan yang lain juga sangat tidak baik. Sehingga saya merasa takut jika dianggap tidak berperi kemanusiaan. Memberhentikannya pun harus disertai kejelasan mengapa dia harus dikeluarkan.
  1. Kesulitan dalam perekrutan
Seperti permasalahan UMKM pada umumnya bahwa perusahaan seperti UMKM itu memiliki kendala dalam hal perekrutan. Perusahaan saya sangat sulit mendapatkan pekerja atau karyawan. Ketika saya memutuskan untuk memecat seseorang maka yang terbesit di benak saya adalah siapa selanjutnya yang mengisi kekosongan di posisi tersebut, berbeda dengan perusahaan besar yang sudah berbentuk PT yang justru banyak pelamar kerja.
  1. Moral dan etika karyawan yang sangat rendah

Diceritakan kembali oleh : 

Fariz Irsyad

No comments:

Post a Comment