UD FISA JAYA
Nama saya Zainul Arifin. Saya memiliki usaha
berbentuk UD dan bergerak di bidang pertanian khususnya beras di Gresik.
Perusahaan ini sudah berjalan hampir 7 tahunan. Dalam hal ini perusahaan kami bertindak
sebagai distributor atau penyalur barang antara petani dengan instansi lain,
baik itu BUMN maupun swasta. Barang yang saya kirim yaitu beras dan dedak.
Beras paling sering dikirim di gudang bulog milik pemerintah, namun disini
sifatnya adalah seleksi. Jadi apabila beras tersebut tidak sesuai dengan
standard yang sudah dibuat oleh bulog, maka beras akan diretur kepada pemilik.
Yang kedua saya juga mengirim dedak. Dedak adalah hasil olahan dari padi.
Selain beras, proses produksi juga menghasilkan dedak. Dedak itulah yang biasa
orang desa digunakan untuk memberikan makan ayam ataupun bebek. Produk dedak
itu saya kirimkan kepada PT Phokpand, yang nantinya oleh PT Phokpand dedak itu
akan diolah menjadi beberapa produk misalnya produk pakan ternak. Dalam
pengiriman perusahaan saya bekerjasama dengan para kontraktor
Struktur perusahaan saya terbilang
sangat sederhana. Terdiri dari saya sebagai pemilik, anak saya sebagai admin, 1
orang mandor operasional untuk mengawasi proses produksi, 3 orang sopir yang
mempunyai kendali atas masing-masing truk karena sudah 3 truk saat ini yang
saya punya. Dan terakhir adalah buruh atau kuli berjumlah 8 orang. Kuli ini
yang bertugas untuk memproduksi dan melakukan bongkar muat atas barang.
Sistem gaji yang diberlakukan terhadap
karyawan berbeda-beda tergantung pada posisi jabatannya. Admin dan mandor digaji perbulan 2.7 jt.
Sedangkan untuk kuli dihitung pervariabel. Bongkar muat Rp 7000 per 1 ton,
sedangkan untuk produksi beras diongkosi Rp 25.000 per ton. Lalu yang terakhir
untuk sopir saya memberikan gaji juga berdasarkan borongan. Jadi apabila ada
job kiriman, satu orang sopir diberikan gaji sebesar Rp 200.000 tidak termasuk
ongkos transport bensin dan sudah termasuk uang makan. Biasanya jarak
pengiriman hanya sekitar surabaya-Lamongan, atau Surabaya-Mojokerto.
Dalam menentukan jumlah karyawan saya sudah
mempertimbangkan berdasarkan kapasitas mesin dan modal yang dimiliki, Serta
gudang tempat operasionalnya. Jadi, saya tidak ngawur dalam menentukan jumlah
karyawan. Saya merekrut orang orang yang bisa dipercaya, jujur dan tidak
mementingkan kepentingan pribadi. Untuk itu saya lebih memilih karyawan yang
berasal dari keluarga dekat seperti posisi admin dipegang adik ipar saya. Meski
saudara, dia memang memenuhi syarat karena sudah mengerti sekali mengenai beras
dan kualitas produksi. Selanjutnya untuk kuli saya memperkerjakan orang-orang
yang berbadan besar dan giat. Apabila ada sedikit saja kuli yang
bermalas-malasan maka saya akan memberikan peringatan. dari bermalas malasan, Jika
tidak mau berubah, maka saya langsung mengeluarkannya. Kemudian yang terakhir
dalam memilih sopir saya melihat atas dasar pengalaman mereka menjadi sopir.
Tidak ada pelatihan ataupun pengembangan yang
saya adakan terhadap para karyawan, hanya saja saya seringkali atau mungkin 7 bulan
sekali mengadakan gathering dan jalan jalan ke tempat wisata untuk sekedar
menambah keakraban terhadap karyawan. Kinerja mereka saya nilai berdasarkan
kualitas pekerjaan mereka.. Penyebab kinerja mereka buruk antara lain disebabkan
kuli tidak teliti dalam bekerja, atau mungkin juga karena mandor yang kurang
melakukan seleksi terhadap pemasok yang mengakibatkan kualitas produk menjadi buruk.
Di dalam usaha yang saya geluti ini ada banyak
tantangan atau permasalahan, termasuk permasalahan mengenai SDM. Antara lain:
- Penetapan gaji borongan (per variabel) menyebabkan kuli bekerja terburu-terburu
Kuli seringkali ingin cepat selesai dan
mendapatkan gaji sebanyak banyaknya tapi berakibat pada kualitas pekerjaan yang tidak maksimal.
- Memberhentikan karyawan
Seringkali terdapat karyawan yang kerjanya malas,
namun sangat sulit ketika kita ingin memberhentikannya dalam suatu
pekerjaannya. Apalagi kalau kita sudah benar benar dekat dengan karyawan
tersebut. selain itu dipandang karyawan yang lain juga sangat tidak baik.
Sehingga saya merasa takut jika dianggap tidak berperi kemanusiaan. Memberhentikannya pun harus disertai kejelasan
mengapa dia harus dikeluarkan.
- Kesulitan dalam perekrutan
Seperti permasalahan UMKM pada umumnya bahwa
perusahaan seperti UMKM itu memiliki kendala dalam hal perekrutan. Perusahaan
saya sangat sulit mendapatkan pekerja atau karyawan. Ketika saya memutuskan
untuk memecat seseorang maka yang terbesit di benak saya adalah siapa
selanjutnya yang mengisi kekosongan di posisi tersebut, berbeda dengan
perusahaan besar yang sudah berbentuk PT yang justru banyak pelamar kerja.
- Moral dan etika karyawan yang sangat rendah
Diceritakan kembali oleh :
No comments:
Post a Comment