BIG BROTHER
Namaku Martinus Rudy Hartanto.
Bersama dengan saudara laki-laki ku, Alloysius Jeffry, kami mendirikan usaha yang bergerak pada bidang jasa percetakan. Usaha ini telah
berusia sekitar dua tahun dan bernama Big Brother.
Saat ini, saya mempekerjakan
setidaknya enam orang pegawai. Memang tidak mudah untuk memperoleh pegawai yang
terampil dan memiliki moril yang baik. Oleh karena itu, interview menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengurangi
resiko merekrut pegawai yang kurang berkompeten. Selain metode interview, saya mewajibkan bagi mereka
yang ingin bergabung sebagai pegawai tetap Big Brother, setidaknya mereka telah
terlebih dahulu memiliki pengalaman di dunia percetakan.
Setelah mereka saya terima
sebagai pegawai tetap, pelatihan demi pelatihan saya berikan kepada mereka agar
keterampilan yang mereka miliki semakin dipoles dan memperbaiki kinerja mereka.
Bentuk-bentuk pelatihan yang saya dan kakak saya berikan dapat berupa pelatihan
maintenance mesin cetak dan tata cara
operasional mesin cetak. Namun, karena mereka telah sebelumnya memiiliki
pengalaman di dunia percetakan, maka pelatihan yang diberikan tidaklah banyak
dengan asumsi mereka telah sebelumnya terbiasa dengan sistem operasional mesin
cetak, sehingga pelatihan yang diberikan lebih bertumpu pada regulasi atau
aturan-aturan pekerjaan yang tertulis dan tidak tertulis. Terlepas dari kinerja
yang baik, tentu saja harapan saya adalah mereka harus memiliki etos kerja yang
baik serta bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan.
Berkaitan dengan jenjang karir,
saya tidak mengadakan sistem karir dalam bisnis saya, namun setiap pegawai
saya, diharapkan dapat bekerja pada bidang yang beragam, seperti tukang potong
yang juga mampu bekerja dengan mesin cetak hingga finishing sebuah produk. Intinya adalah, para pegawai saya harus
bisa bekerja pada porsi masing-masing, namun juga tetap dapat bekerja dengan
baik bilamana mereka memperoleh tugas yang berbeda dari sebelumnya. Saya
berharap pegawai saya dapat saling melengkapi satu dengan yang lain.
Berbicara mengenai kinerja, saya
memiliki cara tersendiri untuk menilai kinerja para pegawai saya, yakni dengan
melihat apakah mereka memiliki inisiatif untuk mengerjakan pekerjaan yang lain
saat pekerjaan utama mereka telah usai mereka kerjakan. Dengan kata lain, saat
mereka mencicil pekerjaan mendatang terlepas setelah tugas yang diminta telah
selesai dikerjakan, maka mereka memiliki inisiatif yang baik dan berimbas pada
kinerja yang baik pula.
Omset yang saya peroleh setiap
bulannya tidak lah selalu sama, namun rata-rata saya mampu memperoleh omset
sebesar kurang lebih Rp- 100.000.000 (seratus juta rupiah). Dari omset
tersebut, saya pun dapat memberikan kompensasi yang menurut saya layak untuk
diberikan kepada para pegawai saya. Kompensasi yang diberikan tidak sama, yakni
mulai dari angka Rp 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu rupiah) hingga
kompensasi tertinggi pada angka Rp 2.400.000 (dua juta empat ratus ribu rupiah)
yang akan dibagikan secara bertahap setiap minggunya, belum termasuk dengan
uang ‘lembur’ dan uang makan setiap harinya. Tidak berhenti pada kompensasi,
jatah ‘cuti’ serta bilamana ada anggota keluarga pegawai saya yang sakit, saya
akan memberikan santunan bagi mereka. Inilah cara saya untuk menghargai kerja
keras pegawai saya.
Dalam setiap bisnis, tentu saja
pola komunikasi sangatlah penting untuk ditinjau karena komunikasi adalah kunci
utama bagi sebuah perusahaan atau bisnis tetap pada lajur ‘keuntungan’ sebab
apa yang diinginkan oleh perusahaan
dapat dipahami oleh pegawai dan ini semua membutuhkan pola komunikasi yang
benar. Dalam bisnis Big Brother yang saya kelola, saya menggunakan pola downward. Hal ini dibuktikan dengan
adanya worklist yang saya berikan
kepada para pegawai saya dan briefing
khusus kepada Kepala Produksi (Kaprod) yang kemudian pesan tersebut dteruskan
kembali pada para karyawan. Selain komunikasi formal, saya juga sering
menyempatkan waktu untuk dapat berbincang-bincang dengan para pegawai saya
diluar konteks ‘rapat’ atau meeting
maupun briefing pekerjaan. Harapan
saya, para pegawai saya dapat menghargai saya sebagai pimpinan, begitu pula
sebaliknya, saya pun harus bisa menghargai setiap pendapat mereka.
Selanjutnya, saya selalu berusaha
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kedekatan saya dengan pegawai saya
terlepas dari konteks finansial perusahaan. Cara saya untuk tetap dapat
menjaling hubungan yang baik dengan pegawai saya, adalah dengan berkunjung ke
rumah pegawai saya dan bertamu disana. Selain itu, saya pun mencanangkan program
yang diestimasikan saat Idul Fitri mendatang, saya beserta para karyawan akan
mengadakan acara family gathering.
Melalui acara tersebut, saya berharap dapat mendekatkan diri saya dengan para
pegawai saya, begitu pula sebaliknya dengan pegawai saya.
Jam kerja yang saya tetapkan pada
pegawai saya adalah mulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00. Sedangkan
pada hari jumat, saya memberikan waktu kosong bagi para pekerja saya terutama
pekerja pria untuk melakukan sholat
jumat.
Diceritakan kembali oleh:
No comments:
Post a Comment