Spikus
Spikus, merupakan bisnis yang digeluti
oleh Irham Hadipratama (25 tahun) yang beralamatkan di Jalan Gunung Harapan
Anyar Ze 11. Nama Spikus sendiri memiliki arti yaitu Spiku kukus, hal ini tercermin
dari beragam olahan spikunya yang diproses secara dikukus, bukan di oven
seperti kue spiku pada umumnya. Di
usianya yang terbilang cukup muda, beliau mampu mendirikan suatu usaha / bisnis
yang menjanjikan, dimana bisnisnya ini memiliki suatu keunikan tersendiri, yaitu
kue spiku yang dikukus sehingga teksturnya lebih lembut daripada di oven.
Menurut informasi yang kami dapatkan ketika wawancara, jumlah karyawan Spikus
berjumlah total 11 orang.
Menurut penuturan beliau, latar belakang
usaha Spikus ini berawal dari cita-citanya yang ingin menjadi wirausahawan
khususnya dalam bidang kue / bakery. Cita-citanya ini didukung dengan
pengalaman beliau yang semasa kecilnya membantu orangtuanya dalam membuat dan
menjual kue. Visi yang dimiliki oleh Spikus ialah menjadi toko oleh-oleh dan
tujuan oleh-oleh sekaligus menjadi ikon kuliner Surabaya, sedangkan misinya
ialah memperkenalkan Spikus di luar kota Surabaya, dan berencana untuk membuka
gerai di Surabaya.
Menurut pendapat Irham Hadipratama, selaku
pemilik usaha Spikus bisnis yang baik adalah bisnis yang menghasilkan
keuntungan dan dapat memberi dampak positif / manfaat bagi orang lain. Dari
hasil kegiatan wawancara kami, beliau menyampaikan tantangan-tantangan yang
dihadapi ketika menjalankan bisnis / usaha spikus ini, antara lain adalah
masalah SDM, beliau menuturkan bahwa mencari SDM yang bagus dan tepat sangatlah
susah, serta adapun permasalahan lainnya, yaitu pengiriman produk kepada
konsumen, dimana kerap kali mengalami hambatan seperti kue yang tidak sampai
akibat salah alamat dan menyebabkan kue tidak layak konsumsi akibat terlalu
lama dalam perjalanan, serta adanya
komplain dari konsumen tentang produk-produk olahannya.
Adapun strategi-strategi yang diterapkan
agar spikus semakin berkembang serta mampu memenuhi dan memberi kepuasan kepada
konsumen, antara lain ialah pemasaran dan pembelian via online melalui media
sosial seperti instagram, facebook, twitter, line, bbm sehingga konsumen tidak
perlu repot-repot datang ke gerai Spikus kemudian adanya garansi terhadap kue
yang dibeli konsumen, dimana apabila kue yang dibeli tidak layak konsumsi, maka
Spikus akan mengirim ulang kue atau mengembalikan uang kepada konsumennya.
Menurut beliau, kebanyakan konsumen yang memesan kue adalah para karyawan dan
ibu-ibu, dimana dalam sehari Spikus dapat melayani pesanan sebanyak 50-60 kue
spiku. Dan menurut beliau, pesaing bisnis terberatnya saat ini adalah toko kue lain yang sudah terlebih dahulu
mendapatkan hati para konsumennya.
Khususnya di Surabaya ada toko spiku yang sudah cukup lama,
yaitu hingga 2 generasi. Menyiasati hal ini, beliau tetap berusaha menampilkan
dan menyediakan produk olahan spiku yang mampu bersaing dengan produk spiku
milik toko lain tersebut.
Pewawancara: Vincent Rotanza, Christianto Harijanto, Claudia Cindy K., Monica Laurencia, dan Lauda Kertanugraha.
No comments:
Post a Comment